Gap Year, Pijakan Langkah Meraih Universitas Impian
Cuti setelah lulus dari SMA dengan istilah 'Gap Year' tentu saja sudah tidak asing bagi para siswa yang sedang berjuang untuk masuk ke perguruan tinggi. Bagaimana tidak? Gap year merupakan salah satu alternatif bagi sebagian orang, sebagai langkah untuk masuk ke universitas yang diimpikannya. Namun, stigma negatif tentang gap year masih berputar di masyarakat. “Paling gak ada universitas yang mau terima mereka’, ‘iya, dia kan bodoh, ditolak masuk ke universitas”, dsb. Miris bukan? Inilah yang menjadi ketakutan banyak orang untuk mengambil keputusan cuti satu/beberapa tahun dengan alasan ketakutan omongan orang dan ketakutan tertinggal dari teman yang lain.
Padahal, tentu saja ada bermacam-macam alasan yang melatarbelakangi siswa untuk mengambil pilihan ini. Yang paling umum terjadi, yaitu banyak siswa yang masih ditolak dari universitas impiannya, sehingga akhirnya berkomitmen untuk gap year. Lalu, ada juga yang gap year karena keterbatasan ekonomi, mengingat biaya kuliah yang tidak murah, dan memutuskan untuk fokus kerja terlebih dahulu. Atau mereka yang sudah diterima di satu universitas, namun universitas atau jurusan-nya tidak sesuai. Begitu juga dengan alasan untuk sekedar beristirahat dari lelahnya dunia akademik selama kurang lebih 12 tahun lamanya.
Dalam beberapa kasus, keputusan untuk gap year juga sulit walaupun datang dari keinginan diri sendiri, beberapa karena orang tua dan lingkungan sekitar tidak mendukung, mereka malu mempunyai anak pengangguran. Berasal dari kisah nyata, sebut saja A (nama samaran), pengalamannya untuk gap year begitu berat, padahal keinginan itu muncul dari dalam dirinya sendiri, namun, orang tuanya tidak mendukung, dan malu apabila anaknya tidak bersekolah.. Akhirnya setelah perdebatan panjang, orang tuanya mengizinkan. Setelah itu ia berhasil untuk masuk ke dalam universitas dan tidak menyesal mengambil keputusan untuk gap year dalam hidupnya.
Contoh lain, artis tanah air, Maudy Ayunda, ternyata ia juga pernah mengambil keputusan gap year dalam hidupnya. Ketika hampir lulus dari masa SMA, Maudy diminta untuk membatalkan rencananya untuk apply ke universitas top di dunia oleh Kepala Sekolahnya. Hal ini, dikarenakan Kepala Sekolahnya tidak percaya dengan kemampuan Maudy untuk bersekolah di Oxford University, karena kesibukannya sebagai pekerja seni. Pada saat itu ia sempat takut dan kecewa kepada diri sendiri. Selama gap year, Maudy menjadi lebih produktif, ia bermain dalam film layar lebar, mengeluarkan single lagu terbaru, banyak membaca buku, dll. Akhirnya dari gap year ini, perasaan untuk mewujudkan mimpinya lebih besar dari ketakutan yang ia miliki. Ia berhasil diterima di Oxford University di jurusan yang sangat ketat peminatnya.
Kalau diperhatikan dari kisah-kisah diatas, ternyata banyak sekali hal positif yang bisa dilakukan saat mengambil gap year. Seperti pengalaman A (nama samaran) lainnya, dalam melewati masa gap year, ia menjadi tahu akan potensi dirinya, ia mempunyai hobi baru lalu mengembangkannya seperti mengikuti lomba-lomba dan mendapatkan penghargaan. Ia juga apply magang ke beberapa tempat dan bergabung dalam organisasi eksternal yang berseliweran di Instagram. Disamping itu, tentu saja ia belajar untuk masuk ke universitas impiannya, yang tentu saja, ketika ia diterima di universitas impiannya, skill yang ia miliki, lebih maju selangkah dari beberapa temannya, karena banyaknya pengalaman yang ia rasakan.
Dapat kita lihat, bahwa kemanfaatan dari gap year tergantung kepada individu masing-masing, apakah mereka mau memanfaatkan waktu kosong tersebut atau malah tidak melakukan aktifitas yang penting, bukan karena tidak berkuliah, lalu dengan cepat menyimpulkan bahwa mereka menganggur dan tidak bisa maju. Bahkan, universitas top dunia, Harvard University, mereka menyarankan mahasiswanya untuk mengambil gap year atau cuti satu tahun. Dari data yang ditemukan, mereka yang memilih gap year merasakan pengalaman positif saat gap year tersebut. Disinilah gap year mengambil peran penting apabila dimanfaatkan dengan baik. Dan tentu saja gap year dapat menjadi alternatif yang menguntungkan bagi para pejuang universitas untuk mewujudkan mimpinya.
Referensi:
https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-5927982/harvard-dorongmahasiswa-barunya-buat-gap-year-kok-gitu
https://www.suara.com/entertainment/2021/11/19/150735/10-fakta-maudy-ayundaini-bikin-bangga-beprestasi-di-3-bidang-sekaligus https://www.zenius.net/blog/gap-yea
Comments
Post a Comment